Rabu, 20 November 2013
Sabtu, 16 November 2013
REVIEW FILM "Tanah Surga ...Katanya"
Produser: Bustal Nawawi
Sutradara: Herwin Novianto
Pemeran: Osa Aji Santoso, Fuad Idris, Ence Bagus, Astri Nurdin, Tissa Biani Azzahra, Ringgo Agus Rahman, Norman Akyuwen
TANAH SURGA. Jika mendengar dua kata itu kita pasti akan berpikir tentang tanah air kita Indonesia. Dua jam lalu saya baru saja melihat film yang berhubungan dengan dua kata tersebut, yaitu "Tanah Surga ... Katanya"
Film ini telah membuat saya termenung memikirkan fenomena warga negara Indonesia yang hidup di perbatasan. Menelisik kehidupan nyata antara rasa cinta tanah air dan kenyataan sulitnya mencari penghidupan di negara sendiri, terutama di daerah perbatasan. Herwin Novianto, peraih penghargaan Festival Film Indonesia 2012 kategori sutradara itu membuat film “Tanah Surga ...Katanya” menjadi mengharukan. Ditambah dengan peran para pemain yang sangat mendalami pern masing - masing.
SINOPSIS
Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965, tinggal bersama anak laki-laki, dan dua cucunya Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia dan Malaysia menjadi persoalan karena keterbelakangan pembangunan dan ekonomi.
Astuti, guru sekolah dasar di kota, datang tanpa direncanakan atau terpaksa tepatnya. Ia mengajar di sekolah yang sudah tidak layak karena setahun sekolah itu diliburkani. Tak lama berselang datang pula dr. Anwar, dokter muda dari Bandung yang datang karena tidak mampu bersaing sebagai dokter professional di Bandung.
Haris mencoba membujuk ayahnya Hasyim untuk pindah ke Malaysia dengan alasan di sana lebih sejahtera dibandingkan tinggal di wilayah Indonesia. Akan tetapi Hasyim tidak mau pindah. Persoalan semakin meruncing ketika Hasyim tahu bahwa Haris ternyata sudah menikah dengan perempuan Malaysia dan bermaksud mengajak Salman dan Salina. Salman yang dekat dengan sang kakek memilih tetap tinggal di Indonesia sedangkan Salina ikut pindah dengan bapaknya ke Malaysia.
Hasyim menderita sesak napas. Dr Anwar berusaha memberikan perawatan akan tetapi keterbatasan sarana dan obat, membuat kondisi Hasyim memburuk. Dr Anwar memutuskan untuk membawa Hasyim ke rumah sakit kota. Akan tetapi di tengah perjalanan Hasyim meninggal. Salman pun menelepon bapaknya memberitahukan kabar duka itu, tepat saat Haris sedang bersorak sorai atas kemenangan sepakbola Malaysia atas Indonesia.
Film Tanah Surga…Katanya produksi Demi Gisela Citra Cinema yang meraih penghargaan terbanyak dalam Malam Penganugerahan Festival Film Indonesia (FFI) 2012 di Benteng Vredeburg Yogyakarta. Walaupun begitu bukan berarti film ini tidak punya cacat. Endingnya terasa terlalu panjang, karena berisi penjelasan nasib salah satu tokoh. Namun, metafora pertandingan bola Indonesia vs Malaysia itu juga bagus untuk menutup film ini dengan sedikit sindiran.
Senin, 21 Oktober 2013
Kamis, 17 Oktober 2013
MENGGUGAT PERS DAN NEGARA, Amir Effendy (Resume)
"Siapa yang menjamin independensi Media Group terhadap Surya Paloh, Trans Corp terhadap Chairul Tanjung, dan bahkan Jawa Pos Group terhadap Dahlan Iskan?" tanya Bung Margiono.
INDEPENDENSI PERS. Ya akhir - akhir ini independensi pers mulai dipertanyakan. Pendapat ini dikemukakan oleh Bung Margiono selaku Ketua Umum PWI, Menteri Tifatul Sembiring dan bahkan pidato Presiden SBY. Semua itu adalah gugatan terhadap profesionalisme dan independensi pers yang dikaitkan dengan kepemilikan. Semua itu adalah gugatan terhadap profesionalisme dan independensi pers yang dikaitkan dengan kepemilikan. Tapi seharusnya gugatan itu tidak hanya ditujukan kepada media, gugatan itu juga layak ditujukan kepada negara sebagai regulator media.
Saat ini media Indonesia masih elitis, isinya yang seragam, dan kepemilikannya yang jika dibandingkan dengan standar minimal UNESCO. Internet sebagai perluasan jaringan pun juga tak bisa mencapai penetrasi yang diharapkan. TVRI yang diharapkan menjadi alternatif juga belum mendapat perhatian. Media paling demokratis dalam keragaman isi dan kepemilikan adalah radio dengan jangkauan yang paling luas di Indonesia.
Sebagai negara yang demokratis, regulasi Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu:
Regulator utama dunia penyiaran Indonesia adalah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Kementerian Kominfo, dan Bapepam-LK bagi perusahaan publik. Untuk kepemilikan media, Kementerian Kominfo sebagai regulator utama seharusnya tidak membiarkan konsentrasi terjadi. Putusan MK awal Oktober 2012 menyatakan secara tegas, apa yang terjadi sekarang adalah soal implementasi norma, yaitu soal penegakan hukum, bukan soal konstitusionalitas. Introspeksi perlu dilakukan oleh pers Indonesia, dan peran regulator harus ditingkatkan. Penegakan hukum harus dilakukan Kementerian Kominfo, KPI, dan Bapepam-LK. Bila tidak, tak perlu bicara independensi media ataupun demokrasi.
Saat ini media Indonesia masih elitis, isinya yang seragam, dan kepemilikannya yang jika dibandingkan dengan standar minimal UNESCO. Internet sebagai perluasan jaringan pun juga tak bisa mencapai penetrasi yang diharapkan. TVRI yang diharapkan menjadi alternatif juga belum mendapat perhatian. Media paling demokratis dalam keragaman isi dan kepemilikan adalah radio dengan jangkauan yang paling luas di Indonesia.
Sebagai negara yang demokratis, regulasi Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu:
- Pertama, media yang tak menggunakan wilayah publik atau frekuensi seperti surat kabar dan majalah. Di sini berlaku prinsip pengaturan diri sendiri oleh penerbit dan organisasi pers. Di Indonesia ada Dewan Pers yang bertugas menjaga kemerdekaan pers, meningkatkan kualitas profesi wartawan, dan menyelesaikan sengketa pemberitaan pers.
- Kedua, media yang memakai wilayah publik/frekuensi seperti radio dan televisi. Pengaturannya ketat, harus memperoleh izin, isi tidak boleh partisan, dan harus netral. Kepemilikan dibatasi. Sekarang yang terjadi adalah isinya relatif seragam dan banyak dipersoalkan orang, sistem berjaringan belum berjalan, dan pemusatan kepemilikan yang berlebihan.
Regulator utama dunia penyiaran Indonesia adalah Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Kementerian Kominfo, dan Bapepam-LK bagi perusahaan publik. Untuk kepemilikan media, Kementerian Kominfo sebagai regulator utama seharusnya tidak membiarkan konsentrasi terjadi. Putusan MK awal Oktober 2012 menyatakan secara tegas, apa yang terjadi sekarang adalah soal implementasi norma, yaitu soal penegakan hukum, bukan soal konstitusionalitas. Introspeksi perlu dilakukan oleh pers Indonesia, dan peran regulator harus ditingkatkan. Penegakan hukum harus dilakukan Kementerian Kominfo, KPI, dan Bapepam-LK. Bila tidak, tak perlu bicara independensi media ataupun demokrasi.
Kamis, 10 Oktober 2013
KAMPUS FISIPOL WAKTU TADI
KAMPUS FISIPOL. Kampus Fisipol UGM terletak di Jl. Sosio Yustisia, Bulaksumur, Yogyakarta. Kampus ini berada berdempetan dengan Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Kampus ini berada di sebelah timur perpustakaan pusat UGM dan sebelah selatan Fakultas Teknologi Pertanian. Kampus Fisipol ini cukup luas daripada kampus yang lain, dengan gedung - gedung besarnya yang berwarna putih.
Kampus ini memiliki beberapa gedung yang cukup bagus dan besar. Ada gedung pasca sarjana, gedung BA, gedung BG, dan lainnya. Gedung fisipol ada beberapa yang masih baru, contohnya gedung BA. Gedung ini memiliki lima lantai dan juga basement untuk lahan parkir. Di dalam juga disediakan lift untuk mahasiswa, dosen, dan karyawan. Ada juga mushola yang memang tidak terlalu besar, jadi setiap sholat sering penuh dan harus bergantian. Ada tempat untuk kantin yang sayangnya sekarang sudah tidak ada lagi.
Tadi sore saat saya berada di lingkungan kampus, suasananya tidak terlalu ramai oleh mahasiswa. Hanya ada beberapa mahasiswa yang sedang keluar kelas setelah kuliah, tidak seperti saat siang hari. Saat berjalan menuju selasar ada angin yang berhembus sepoi - sepoi yang terasa sangat nikmat. Cuaca di kampus tadi juga tidak panas atau bisa dibilang mendung, dan tidak ada sinar dari matahari. Suasannya terkesan sejuk karena di Kampus Fisipol ini terdapat pohon - pohon hijau yang rindang.
Saat berada di sansiro, suasananya hampir sama. Disana ada beberapa kakak angkatan 2011 yang sedang nongkrong di tangga masuk gedung BA. Mereka sedang bercanda dan bersantai. Saya lalu masuk ke gedung BA dan di dalam ada replika Kampus Fisipol. Saya lihat masih ada ruang yang dipakai. Saat di selasar, suasananya juga hampir sama tapi terlihat sedikit gelap karena tidak ada sinar dari matahari. Tetapi di selasar terlihat banyak mahasiswa yang sedang berkumpul. Ada yang sedang diskusi, ada yang sedang santai setelah kuliah, dan lain sebagainya. Saya akhirnya ke basement, mengendarai motor saya dan pulang ke kost untuk mengerjakan tugas Penulisan Akademik.
Rabu, 09 Oktober 2013
Senin, 07 Oktober 2013
MAGELANG KOTA ....
MAGELANG. Magelang adalah kota tempat saya tinggal. Saya tinggal di Magelang dari tahun 1998. Magelang merupakan kota yang tidak begitu besar. Kota ini terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang. Karena memang dulunya Kota Magelang adalah ibukota dari Kabupaten Magelang sebelum mendapat kebijakan untuk mengurus rumah tangga sendiri sebagai sebuah kota baru.Magelang berada di antara dua sungai, yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo. Kota ini berada 75 km sebelah selatan Semarang dan 43 km sebelah utara Yogyakarta.
Magelang sudah berumur 1106 tahun, kota yang cukup tua di Indonesia. Hari jadi Kota Magelang adalah 11 April 907 masehi. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari seminar dan diskusi yang
dilaksanakan oleh Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Magelang bekerjasama
dengan Universitas Tidar Magelang dengan dibantu pakar sejarah dan
arkeologi Universitas Gajah Mada. Biasanya saat hari jadi akan diselenggarakan berbagai acara meriah. Ada jalan santai yang diikuti warga Kota Magelang dan sekitar, ada bazar murah meriah kebutuhan rumah tangga, dan lain - lain.
Kota Magelang merupakan daerah dengan pendidikan yang paling maju di
Karesidenan Kedu, bahkan di Jawa Tengah pun dapat bersaing dengan
kota-kota maju lainnya seperti Semarang dan Surakarta. Di Kota Magelang terdapat sejumlah institusi
pendidikan ternama di antaranya, SMP Negeri 1 Magelang, SMP Negeri 7 Magelang, SMA Negeri 1 Magelang, SMA Negeri 3 Magelang ,SMA Taruna Nusantara Magelang, SMK Negeri 1 Magelang, Perguruan tinggi swasta di Magelang adalah: Universitas Muhammadiyah Magelang, Universitas Tidar Magelang, serta STMIK Bina Patria serta Akademi Tirta Indonesia yang merupakan akademi tirta satu-satunya di Indonesia.
Meskipun kecil Magelang memiliki banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi, contohnya Bukit Tidar bagi anda yang mau berwisata alam, atau Taman Kyai Langgeng yang memiliki patung dinosaurus berukuran asli. Ada juga Taman Badaan bagi anda yang mau bersantai dengan pasangan anda. Ada juga di Magelang yaitu Museum Abdul Jalil yang ada di dalam AKMIL, tempat ini berisi benda - benda yang berbau tentara di Magelang. Museum Taruna Abdul Jalil merupakan salah satu fasilitas pendidikan Akademi Militer yang secara visual menyediakan beragam koleksi yang mempunyai peranan cukup penting dalam proses pendidikan perwira dan taruna.
Selain terkenal akan gethuknya, Magelang juga memiliki makanan khas lain yaitu Tahu Kupat. Makanan khas kaya rasa yang dibuat dengan saus kacang yang mantap, Campuran beraneka rempah, irisan tahu, ketupat, dan kol dan taburan bawang goreng dengan kuah yang manis menjadikan tahu kupat sebagai makanan khas Kota Magelang yang disukai hingga manca negara. Selain itu ada juga Sop Senerek. Gurihnya kacang merah, dipadu dengan kesegaran kuah yang disajikan dalam keadaan hangat menjadikan menu khas Kota Magelang ini layak untuk dicoba.
Magelang dulunya memiliki gelar Kota Harapan. Gelar yang sangat baik menurut saya, kota yang merupakan harapan semua orang karena keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kedamaiannya. Dan entah kenapa sekarang berganti menjadi Magelang Kota Sejuta Bunga. Menurut saya sejuta bunga ini tidak memiliki arti pengharapan bagi kota ini. Terus kenapa kalau Magelang ini punya sejuta bunga? Tidak ada manfaat dan untungnya. Berbeda dengan Kota Harapan, yang menurut saya gelar ini akan menjadi motivasi bagi warganya untuk berjuang membuat kota ini menjadi kota yang diharap-harapkan bagi semua orang.
Minggu, 06 Oktober 2013
Kamis, 26 September 2013
Selasa, 24 September 2013
Komunikasi? Universitas Gadjah Mada?
KOMUNIKASI. Komunikasi adalah sesuatu yang belum saya kuasai secara sempurna. Terutama komunikasi secara langsung. Saya merasa sulit untuk beradaptasi karena kurangnya kemampuan dalam berkomunikasi.
Sebenarnya saya tidak pernah berpikiran untuk masuk di jurusan Ilmu Komunikasi karena alasan saya tadi. Saya seebenarnya lebih tertarik dengan yang lain. Tapi kenapa saya memilihnya? Itu karena saat masih di bangku kelas tiga SMA saya masih belum ada pikiran mau melanjutkan kemana. SMNPTN pun saya isi dengan perhitungan agar diterima saja tanpa tahu bagaimanamana kedepannya, ya walaupun akhirnya tidak lolos juga.
Orang tua sebenarnya ingin saya masuk STAN tapi saya menolaknya karena saya sangat tidak menyukai angka. Dengan sedikit adu argumen, akhirnya orang tua mempercayakaan sepenuhnya masa depan saya kepada saya sendiri. Lalu saat dibukanya SBMPTN saya mulai panik. Lalu akhirnya saya hanya melihat peluang yang terbesar agar saya bisa masuk ke PTN. Tetapi sebelum saya mendaftarkan diri saya, saya mendapat sedikit pencerahan dari teman saya tentang Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Gadjah Mada. Saya pun asal setuju saja dengan usul teman saya, dan memasukkan Jurusan Ilmu Komunikasi UGM di pilihan pertama.
Setelah beberapa lama menuggu akhirnya diumumkan juga. Saya sempat takut kalau tidak diterima tapi ternyata saya diterima pada pilihan pertama. Senang, tapi juga bingung. Saya belum tahu apapun tentang Jurasan Ilmu Komunikasi, mau jadi apa kelak, dan apa yang ada di sana. Saat saya memberitahukan kabar ini kepada orang tua saya, orang tua saya senang tapi juga bimbang. Bimbang karena kami dulu hanya mendengar kabar - kabar bahwa di UGM itu mahal.
Akhirnya dengan modal nekat saya menjalani orientasi di UGM dan akhirnya saat sini saya mulai terbiasa di Jurusan Ilmu Komunikasi. Orang tua juga sudah sedikit legakarena saya hanya membayar Rp 500.000 per semester. Saya juga mulai sedikit sedikit menyukai jurusan ini dan mulai tahu mau bagaimana masa depan saya nanti.
Langganan:
Postingan (Atom)